Ojigi, Budaya Membungkuk di Jepang

ikuzoLifestyleLeave a Comment

Bagi pembelajar budaya dan Bahasa Jepang, mungkin budaya membungkuk atau “ojigi” membingungkan karena tidak jelas kapan harus dilakukan. Orang sering menyapa satu sama lain dengan membungkuk, bukan berjabat tangan, dan orang-orang umumnya memiliki percakapan kecil setelah atau sebelum mereka membungkuk. Ojigi dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan terhadap lawan bicara. Sama halnya dengan penggunaan bahasa Jepang yang harus berubah tingkat kesopanannya tergantung lawan bicara, cara melakukan ojigi pun berbeda-beda tergantung objeknya.

Ojigi digunakan untuk berterima kasih, memohon sesuatu, memberi selamat, dan meminta maaf. Semakin formal situasi atau semakin tinggi kedudukan lawan bicara, membungkuklah semakin dalam dan lama, ya mina-san!

Ojigi adalah budaya yang mengakar dalam masyarakat Jepang, bahkan tidak jarang ditemukan orang Jepang yang menelepon sambil melakukan ojigi. Selalu menghormati dan sopan terhadap orang lain memang merupakan esensi orang Jepang yang telah dibentuk sejak lama melalui sejarah panjang.

Budaya ojigi atau membungkuk masyarakat Jepang ternyata tidak hanya dimiliki oleh orang Jepang saja, lho! Suku Jawa di Indonesia punya “mlaku” yang mirip dengan budaya ojigi di Jepang! Mlaku sendiri memiliki pengertian berjalan membungkuk di depan orang yang lebih tua yang tujuannya untuk mengajarkan tata karma dan sopan santun kepada anak agar menghormati orang yang lebih tua.

Meskipun budaya membungkuk sudah sangat identik dengan kebudayaan Jepang, tapi budaya menghormati dan tata karma membungkuk tentu tidak hanya dimiliki oleh orang Jepang saja ya, mina-san! Apalagi sikap sopan santun secara keseluruhan yang tentu harus kita lakukan kepada semua orang tanpa terkecuali.

Nah, minna!! Apapun budayanya, selalu hormati siapapun ya!

sumber : jp.bloguru (gambar), livejapan (info)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *