Berikut ini adalah cerita pengalaman salah satu murid Ikuzo! yang sudah 3 bulan belajar Bahasa Jepang di Kyoshin Language Academy. Apa saja persiapannya, dan bagaimana suka dukanya hidup sendiri di Jepang, ya? Bagi kalian yang mempunyai cita-cita untuk belajar ke Jepang, Branco akan sharing pengalamannya tentang belajar di Jepang. Yuk, simak!
Apa saja yang kamu persiapkan untuk mendaftar sekolah di Kyoshin Language Academy?
Kalau kalian mau mendaftar ke Kyoshin Language Academy, nanti akan ada tes masuk untuk menentukan kalian akan masuk kelas mana dan ngukur sejauh apa kemampuan Bahasa Jepang kalian. Lalu, ada beberapa formulir data diri yang harus diisi.
Apakah ada kriteria khusus untuk mendaftar, seperti harus punya sertifikat JLPT?
Mungkin tidak ada. Karena di sana aku kenal dengan beberapa orang yang benar-benar di level “beginner” untuk belajar Bahasa Jepang. Jadi menurut aku, tidak harus punya sertiikat JLPT.
Tapi, apa kamu mengambil tes JLPT?
Ya. aku akan mengambil tes JLPT N3 Desember nanti di Jepang.
Kenapa kamu ingin belajar di Jepang?
Banyak yang aku sukai dari negara Jepang, seperti anime, manga, dan games-nya. Aku banyak belajar Bahasa Jepang dari anime, manga, dan tentu saja selama aku kursus di Ikuzo! dan Kyoshin Language Academy. Setelah itu, aku ingin lanjut belajar menggambar, membuat ilustrasi, dan belajar membuat manga, anime atau game di universitas jurusan animasi.
Apakah kamu bekerja part-time?
Saat ini belum, tapi aku pasti akan bekerja part-time nantinya. Kalian bisa bekerja part-time dimanapun di Jepang jika kalian mempunyai visa pelajar. Tetapi, jika visa kalian masih berupa visa holiday, kalian tidak diperbolehkan untuk bekerja di sana.
Kira-kira berapa biaya hidup di Kyoto dalam sebulan?
Normalnya mungkin sekitar 50.000 yen. Tapi untuk biaya listrik sendiri, itu tergantung dari pemakaian kita sebenarnya.
Adakah momen-momen menarik selama kamu tinggal di Jepang?
Aku kan baru 3 bulan tinggal di sana, mungkin belum banyak yang bisa kuceritakan. Tapi ada beberapa perbedaan dari segi culture dengan Indonesia, ya. Di sana itu sangat bersih, dan orang-orangnya baik dan juga ramah. Orang-orang di sana juga terlihat selalu sibuk. Ada saat-saat yang dinamakan “rush hours” yang mana saat kamu pulang naik kereta, kamu akan merasakan dorongan dan desakan luar biasa dari orang-orang yang akan keluar-masuk. Lalu, ada banyak peraturan yang harus kita patuhi juga. Di Indonesia juga banyak peraturan ya, tapi banyak juga yang melanggar. Kalau di Jepang, mereka benar-benar disiplin mengikuti aturan yang ada, misalnya seperti saat membuang sampah. Kita harus catat dan ingat hari apa sampah akan diambil dan harus menggunakan plastik sampah warna apa. Di sana, sampah kan dibagi menjadi beberapa kategori, jadi kita juga harus paham cara memisahkan sampah menurut kategorinya.
Apa kamu sudah terbiasa dengan itu?
Pelan-pelan aku terbiasa.
Apa kamu rindu masakan Indonesia?
Ya, aku sangat rindu masakan-masakan Indonesia, seperti Rendang. Lalu, masakan rumahan terutama.
Apa kamu suka makanan pedas?
Tidak, Kalau terlalu pedas, aku tidak bisa makan.
Di Jepang tidak banyak makanan pedas kan?
Ya, tapi ada kare yang mungkin agak “pedas” ya, beberapa. Ada jenis kare yang kalau kita panaskan dengan suhu tinggi, bumbunya jadi sangat kuat dan agak pedas. Jadi kalau aku makan itu harus jaga supaya tidak terlalu panas. Ada levelnya dari yang mild, high sampai spicy.
Apa pesan-pesan dan tips yang bisa kamu bagikan untuk orang-orang Indonesia yang ingin belajar di Jepang?
Well, kalau kalian mau belajar ke Jepang, pertama-tama kalian harus belajar Bahasa Jepang. Kalian juga tidak boleh membayangkan kehidupan di Jepang itu sama seperti di anime atau drama yang kalian tonton. Memang ada juga persamaannya, seperti banyak orang-orang baik dan ramah di sana, tapi ada juga beberapa yang tidak. Jadi tidak semua yang ada di anime dan drama bisa kita telan mentah-mentah dan diimplementasikan di kehidupan nyata. Pokoknya kalian setidaknya harus bisa basic Bahasa Jepang walaupun yang simple-simple, lalu kalian bisa lanjut belajar Bahasa Jepang di sekolah bahasa. Selama kalian tidak mengalami “culture shock“, kalian akan baik-baik saja di Jepang. Soalnya banyak orang yang cuma ingin pergi ke Jepang karena suka anime dan manga, tapi pada kenyataannya, kehidupan di sana agak sedikit berbeda dari yang kita lihat di anime dan manga. Lalu ada satu hal lagi, mereka tidak ber-demo seperti di Indonesia. Mereka kadang juga melakukan demo, tapi tidak seperti dan sesering di Indonesia.
Nah, mina-san, satu hal baik yang pasti tentang memilih belajar di Jepang adalah kalian dapat terbiasa belajar bahasa Jepang, sehingga kemampuan bahasa kalian akan terus membaik. Meskipun terkadang ada program studi yang diajarkan dalam Bahasa Inggris, kehidupan sehari-hari di Jepang akan membantu kalian dalam belajar Bahasa Jepang! Semoga bincang-bincang dengan Branco tadi bisa bermanfaat dan menginspirasi kalian ya, mina-san! Selamat menjemput cita-cita!
“IKUZO! – YUME NI MUKATTE“
-MARI MERAIH MIMPI-