Sudah bukan rahasia lagi jika rokok merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat rusaknya organ dalam tubuh kita, bahkan dapat mempercepat kematian. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap 6,5 detik ada satu orang meninggal karena rokok. Masalah ini pun terjadi pada negara maju seperti Jepang. Tetapi, apa yang dilakukan oleh Jepang untuk meredam peredaran rokok dengan caranya sendiri dapat dikatakan berhasil. Apa sajakah cara yang dilakukan Jepang untuk menekan peredaran rokok? Yuk, kita simak ulasan berikut ini.
- Tahun 2004, pemerintah Jepang menaikan harga rokok, tetapi dengan menaikan harga rokok tidak lantas menyebabkan ongkos bus, taksi dan lain-lain ikutan naik.
- Tahun 2007 akhir, pemerintah Jepang memasang pengumuman larangan merokok di semua taksi di Jepang, tak terkecuali bagi pengemudinya.
- Tahun 2008, pemerintah Jepang mengeluarkan kartu Taspo, yaitu semacam surat ijin merokok, dengan tujuan anak di bawah umur 20 tahun tidak boleh merokok dan masing-masing perokok wajib terdaftar sebagai perokok dan wajib memiliki kartu tersebut. Kartu Taspo ini sangat istimewa karena mesin penjual rokok tidak akan menjual rokoknya kepada orang yang tidak mempunyai kartu ini.
- Merokok sambil berjalan mendapat denda 5000 Yen/Rp. 400.000 di tempat!
- Merokok di Jepang terdapat semacam klasifikasi dari 10 s/d 1. Tujuannya adalah memberikan penyuluhan kepada perokok untuk berhenti secara alami. Klasifikasi tingkat 10 adalah yang paling berat, baik itu kadar tar, nikotin dan lain-lain. Setelah itu kalian dapat biasakan dengan rokok 9, 8, 7 dst. Dan pada akhirnya sampai pada klasifikasi tingkat 1 yaitu rokok yang paling ringan. Jika kita sudah sampai sejauh ini dan terbiasa menghisap rokok klasifikasi tingkat 1, maka lama-kelamaan untuk tidak merokok pun bisa, bukan?
- Awal 2009, dikabarkan harga rokok naik berlipat-lipat, dari 300 yen menjadi 900 yen. Dapat dipastikan jika penghasilan banyak terbuang jika membeli rokok setiap hari.
Menjelang perhelatan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, bahkan pemerintah Jepang menetapkan seluruh area yang digunakan untuk ajang olahraga terbesar itu sepenuhnya bebas dari asap rokok. Meski sebagian besar fasilitas olahraga di Jepang menyediakan area khusus perokok, namun hal itu tidak akan terjadi dalam penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.
Berdasarkan pengembangan hukum dan aturan, serta panduan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC), penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 memutuskan kebijakan larangan merokok yang lebih ketat, untuk melindungi kesehatan dan keselamatan atlet, penonton maupun petugas resmi.
Tidak seperti Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Rio 2016, perhelatan Olimpiade Tokyo bahkan tidak menyediakan area merokok di luar lokasi pertandingan. Tokyo berupaya meningkatkan citra sebagai salah satu kota tanpa asap di negara maju.
Keputusan itu merupakan perubahan dramatis yang digencarkan Jepang untuk membatasi konsumsi rokok. Tentunya, pembatasan itu kerap dihalangi politisi, pemilik restoran hingga kalangan pro-rokok. Namun, semua hal tersebut dilakukan pemerintah Jepang dikarenakan pemerintah sangat peduli terhadap warganya. Namun, dari semua kebijakan tadi, yang paling penting adalah keinginan kuat dari para perokok untuk berhenti merokok, ya, kan, mina-san?
sumber : k.g.g.project (gambar), tipsberhentimerokok, japanesestation, mediaindonesia (info)