Sudah bukan rahasia lagi bahwa Jepang merupakan negara yang sangat rentan terhadap bencana alam. seperti gempa bumi, tsunami, dan angin topan. Namun, hal itu tidak menghalangi orang Jepang kehilangan jati dirinya.
Jepang terkenal dengan karakter positifnya, tertib, solidaritas, gotong-royong, kerjasama, dll. Ternyata, saat menghadapi bencana alam sekalipun, orang Jepang masih mempertahakan karakternya tersebut, lho! Mereka tahu kalau bertindak semena-mena justru akan semakin membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain. Masyarakat Jepang masih mengantri dengan tertib dalam menerima pembagian makanan, solidaritas mereka justru makin terlihat dengan mendahulukan dan menolong orang-orang yang lebih membutuhkan seperti ibu hamil misalnya. Nilai kemanusiaan masyarakat Jepang tidak pernah hilang dalam situasi terburuk sekalipun! Hal ini tentunya sangat membantu mempercepat segala hal dan meningkatkan solidaritas bagi sesama pengungsi.
Dahulu, pada 1 September 1923, terjadi gempa dengan magnitudo 7,9 yang menghantam dataran Kanto, di antara Tokyo dan Yokohama. Sejak saat itu, 1 September dijadikan Hari Pencegahan Bencana Nasional, dan diterapkan di seluruh sekolah maupun kantor publik.
Rahasia masyarakat Jepang dalam mengatasi bencana adalah karena mereka selalu siap menghadapi bencana. Mereka sudah memperoleh pelatihan mengatasi bencana sejak kecil dan terus dilakukan meski sudah dewasa sekalipun. Hal ini membantu mereka mengetahui tindakan-tindakan yang diperlukan ketika bencana terjadi. Alhasil, kepanikan pun tidak terjadi dan proses evakuasi menjadi lebih lancar.
Ketika bencana terjadi, masyarakat Jepang tidak akan lagi bingung dengan apa yang harus dilakukan karena mereka sudah tahu. Mereka akan membawa barang berharga seefisien dan secepat mungkin menuju tempat evakuasi. Alhasil, korban jiwa pun bisa diminimalisir dan evakuasi bisa segera dilakukan dengan baik.
Selain itu, orang Jepang tidak meratap secara berlebihan ketika bencana alam terjadi. Mereka lebih disibukkan dengan mengatasi keadaan menjadi lebih baik setelahnya. Media Jepang bahkan tidak meliput secara berlebihan berita yang bersifat “dramatis”, seperti menyorot kesedihan para korban atau berita provokatif yang menyudutkan pemerintah. Justru, media lebih banyak diisi dengan tips seputar mengatasi bencana, peringatan pemerintah, nomor telepon call center, hingga update terkini kondisi bencana.
Semua ini adalah sikap yang patut kita tiru dari orang Jepang saat terjadi bencana alam. Namun, yang menjadi daya tariknya adalah budaya Jepang yang tumbuh bersama keadaaan alam yang ganas. Mereka terus memikirkan bagaimana cara terbaik supaya bisa hidup berdampingan dengan alam hingga saat ini.
sumber : columbian (gambar), idntimes (info)