Berjarak sekitar 370 kilometer dari keramaian kota Tokyo, Gokayama menyimpan keindahan alami dari negeri matahari terbit yang sangat terawat keasliannya. Bagaikan dilemparkan kembali ke masa lalu, disuguhi pemandangan alam yang menyegarkan dengan bangunan-bangunan tradisional yang memang menjadi daya tarik dari desa ini.
Selain Shirakawago, Gokayama ternyata memiliki Desa Ainokura yang merupakan daerah paling terpencil di kota Nanto di Prefektur Toyama wilayah Chubu. Banyak orang yang salah mengira bahwa Gokayama dan Shirakawago adalah satu tempat yang sama atau berdekatan. Namun, sebenarnya kedua tempat ini terpisah agak jauh dan harus naik bus untuk dapat mencapainya. Pada tahun 1985, desa Ainokura, bersama dengan Suganuma dan Ogimachi, dinyatakan sebagai situs warisan dunia dari UNESCO karena keindahan yang dimilikinya.
Karena jaraknya yang lebih jauh bila dibandingkan dengan Suganuma dan Ogimachi, suasana di desa ini lebih tenang serta tidak terlalu banyak didominasi oleh turis asing. Desa ini juga merupakan desa terbesar (dibandingkan dengan desa Suganuma dan Ogimachi) dengan lebih dari 20 rumah pertanian bergaya gassho-zukuri, yaitu bangunan dengan “konstruksi tangan berdoa” berbentuk atap segitiga bagaikan tangan yang sedang berdoa. Rumah-rumah tradisional di Gokayama mayoritas sudah berumur lebih dari 300 tahun. Banyak bangunan disini yang masih tetap menjadi rumah pribadi, meskipun beberapa telah dikonversi menjadi restoran, museum, dan penginapan. Namun, baik arsitektur, maupun adat budaya dan gaya hidup masyarakatnya masih mengakar kuat. Desain rumah ini mampu menopang salju yang sangat tebal serta membuat penghuninya tetap hangat.
Jepang memiliki 4 musim berbeda, hal ini membuat daerah ini memiliki keindahan yang berbeda-beda pada tiap musimnya. Pada musim panas misalnya, dimana kalian akan disuguhi hamparan sawah luas yang hijau, atau pada musim salju dimana semua bangunan disini akan ditutupi oleh salju yang sangat indah. Dan ketika awal musim gugur, daun-daun sudah mulai berubah warna menjadi coklat kemerahan. Ada beberapa festival juga yang bisa kalian datangi disini seperti festival menanam dan memanen padi, festival musim gugur, dan jika waktunya tepat, kalian bersama para penduduk desa bisa mengikuti kegiatan mengganti jerami di atap rumah. Atap rumah di sini diganti setiap 30 tahun sekali, lho!
Karena atap ilalang karakteristik bangunan gaya gassho rentan terhadap kebakaran, merokok dilarang di desa ini, kecuali pada sudut-sudut tertentu. Kalian tidak boleh masuk tanpa ijin dalam area rumah, ladang ataupun sawah. Mengunjungi pada pagi hari atau setelah senja juga akan mengganggu aktifitas penduduk lokal.
Daerah Gokayama dan Shirakawago sangat menjaga tradisi dan budaya desa mereka, dapat dilihat dalam tarian dan musik rakyatnya, yang menggunakan sejumlah instrumen tradisional yang unik di daerah tersebut. Sebagai contoh, sasara, sebuah instrumen yang terbuat dari kayu yang dirangkai, merupakan simbol daerah tersebut dan merupakan suvenir yang populer. Selain itu, kita juga bisa mencoba membuat washi (kertas khas jepang) yang terkenal dengan kelenturannya dan tidak mudah sobek.
Mayoritas penduduk disini merupakan petani, tidak heran bahwa sayuran merupakan makanan pokok yang dikonsumsi dan dijual disini. Kalian juga dapat menginap di desa dan merasakan indahnya suasana desa di malam hari di rumah tradisional yang bernama minshuku, namun diharuskan untuk melakukan reservasi minimal 3 bulan sebelum kedatangan karena penginapan disini selalu dipenuhi oleh wisatawan. Tertarik untuk bermalam disini, mina-san? atau mungkin untuk tinggal permanen?
sumber : getlost (gambar) japanesestaion, infojepang, japanhoppers (info)