Sudah tak heran lagi kalau melihat orang-orang Jepang yang gemar melangkahkan kaki dalam kesehariannya. Tidak pernah ada iklan yang menyerukan bahwa jalan kaki itu sehat dan bermanfaat bagi tubuh, karena memang sudah menjadi budaya yang melekat erat dalam keseharian mereka. Transportasi yang memadai, serta udara yang masih segar adalah hal yang melatarbelakangi mereka untuk bergerak aktif.
Pernah lihat acara TV Jepang? Selain drama, acara kuis dan acara lawak, ada satu bentuk acara yang sangat unik, yaitu acara jalan kaki (o-sanpo) yang melibatkan para artis terkenal. Uniknya, tempat yang ditujunya itu kadang bukan tempat seperti mall atau tempat rekreasi, tapi para artis itu akan menyusuri jalan di suatu daerah. Istirahatnya pun di rumah makan yang ditemuinya di jalan. Mereka akan berinteraksi dengan masyarakat sekitar, apabila dapat info tentang hal menarik yang ada di daerah itu, maka mereka akan bergegas menuju tempat yang menarik itu. Ini menjadi hal yang membanggakan bagi masyarakat lokal, karena dengan adanya acara seperti ini, sekalian bisa mempromosikan daerah tempat tinggal mereka.
Melihat orang Jepang yang suka sekali berjalan kaki tentunya kebiasaan ini pastilah sudah tertanam sejak kecil. Sejak SD, anak-anak Jepang sudah dibiasakan untuk pergi jalan kaki ke sekolah, tanpa diantar oleh mobil atau bahkan ditemani orangtuanya. Anak-anak ini akan bergerombol berjalan kaki menuju sekolahnya. Rute jalan yang akan dilalui biasanya sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Anak-anak ini akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Sehingga memudahkan untuk pembagian rute dan pengawasan dari pihak sekolah, guru, dan perwakilan orang tua yang turut ambil bagian dalam menjaga keselamatan anak-anak ini.
Membiasakan anak-anak untuk berjalan kaki bukan saja dilakukan oleh orang tua dan sekolah, tapi pemerintah pun ikut ambil bagian dengan memasukkan mata pelajaran Syakai( 社会 )dalam kurikulum sekolah. Mata pelajaran Syakai adalah pelajaran tentang ilmu sosial yang membahas lingkungan sekitar.
Dalam mata pelajaran ini, anak-anak akan diajak untuk mengamati dan mencermati lingkungan sekitar. Waktu masih kelas satu ada yang namanya Gakkou Tanken (Eksplorasi Sekolah), dimana anak-anak akan diajak keliling sekolah dan mengingat letak-letak ruangan yang ada di sekolahnya. Lalu ketika beranjak kelas tiga, eksplorasi dilakukan di luar sekolah dan belajar untuk membuat peta.
Ada lagi kegiatan Machi Tanken (Eksplorasi Lingkungan), yang dilakukan bersama teman-teman dan gurunya untuk mengamati lingkungan sekitar. Mereka akan diajak jalan kaki menyusuri jalanan, mencermati bangunan-bangunan yang ada, tumbuhan-tumbuhan di jalan, dan benda-benda yang mereka temukan akan ditulis dalam note yang diselempangkan di leher anak-anak SD ini. Mereka diijinkan untuk mengamati buah dan bunga yang dilihatnya, tetapi dilarang keras oleh gurunya untuk memegang dan memetiknya, termasuk iseng menggoda anjing yang sedang diajak jalan-jalan oleh pemiliknya.
Tradisi berjalan kaki ini juga membuat Jepang pantas dinobatkan sebagai salah satu negara dengan tradisi berjalan kaki dengan ritme yang cepat. Pernahkah terbesit di kepala mina-san, mengapa masyarakat Jepang memiliki tradisi berjalan kaki dengan cepat?
Menghargai Waktu
Memiliki kebiasaan menghargai waktu yang ditempa sejak dini, membuat masyarakat Jepang terbiasa melakukan segala aktivitas mereka dengan sigap. Hal ini tercermin dari cara mereka berjalan. Alasan untuk tidak ingin terlambat, pada umumnya menjadikan mereka tidak ingin menyia-nyiakan waktu saat berkegiatan.
Memiliki Kesibukan Lain yang Harus Dilakukan
Selesai melakukan satu aktivitas, tak lantas membuat masyarakat Jepang berdiam, mereka terbiasa bergerak cepat melakukan aktivitas lainnya. Mobilitas yang tinggi kerap juga menjadi alasan mengapa mereka berjalan dengan cepat.
Tidak Ingin Ketinggalan Kereta
Hampir sebagian besar masyarakat Jepang menggunakan kereta sebagai moda transportasi utama karena mobil serta bahan bakarnya dijual dengan harga yang mahal. Kereta di Jepang memiliki waktu kedatangan dan keberangkatan yang nyaris selalu tepat waktu. Oleh karena itu, supaya tidak ketinggalan kereta yang dapat mengganggu sederet aktivitas lainnya, masyarakat Jepang memilih bergegas dan berjalan cepat.
Jika kalian pergi ke stasiun kereta, di sana ada tangga jalan (eskalator) dan tangga biasa. Dan lihatlah lebih banyak pengunjung yang menaiki eskalator ataukah tangga biasa? Bisa katakan sama rata. Bahkan banyak juga orang yang menaiki eskalator sambil berjalan! Maka lahirlah budaya di daerah Tokyo, saat naik eskalator, dianjurkan untuk berdiri di sebelah kiri, karena yang sebelah kanan diberikan untuk orang yang ingin berjalan.
Tidak Murah Untuk Membuat Surat Izin Berkendara
Salah satu alasan kuat masyarakat Jepang memilih berjalan ketimbang berkendara disebabkan oleh begitu mahalnya biaya membuat surat izin berkendara di sana. Karena itu, masyarakat Jepang lebih memilih untuk berjalan kaki dan naik transportasi umum.
Agar Tetap Hangat
Saat musim dingin tiba, suhu di Jepang sangat rendah. Tubuh akan semakin dingin saat berjalan lambat, karena itu masyarakat Jepang memilih berjalan cepat agar tubuh mereka senantiasa hangat.
Begitulah keseharian masyarakat di Jepang, selain bersepeda, berjalan kaki pun adalah hal yang biasa dan kerap dilakukan. Selain praktis, menghemat biaya, bisa sekaligus mengamati lingkungan sekitar, dan yang terpenting tentu saja untuk menjaga kesehatan tubuh. Ayo, kita contoh kebiasaan baik berjalan kaki ini yuk, mina-san!
sumber : thejakartapost (gambar), suara, kompasiana (info)